Self-Patriotik Ala Mahasiswa: Liburan Produktif dengan Semangat Kemerdekaan
By: Moh.Kholil Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter
Libur
telah tiba, Merdeka Merdeka!!
Siapa sih yang
tidak senang kalo sudah memasuki waktu liburan?, apalagi mahasiswa yang
mendapat jatah liburan dari kampus hingga berbulan-bulan lamanya. Terdapat
suatu momentum yang unik pada liburan periode ini, yaitu momen yang bertepatan
dengan hari Kemerdekaan NKRI. Lalu bagaimana cara mahasiswa menghabiskan waktu
liburan ditengah kemeriahan peringatan hari kemerdekaan? Apakah dengan cara
mengikuti Pawai/Karnaval atau Lomba-lomba 17 Agustusan saja? Tentu makna
kemerdekaan disini tidak sebatas itu saja, apalagi bagi mahasiswa yang
menyandang predikat “calon generasi emas bangsa”.
Mahasiswa, tentunya
memiliki cara tersendiri untuk membangkitkan jiwa dan semangat patriotisme
dalam dirinya. Mengenang dan mengagumi jasa pahlawan sesungguhnya bukan hanya
sebatas melakukan upacara bendera, ataupun terjun dalam berbagai acara
peringatan 17 Agustus-an saja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
“Patriotik” memliki makna “bersifat cinta tanah air”, sementara kata
“Patriotisme” berarti “sikap seseorang yang bersedia mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya; semangat cinta tanah
air”. Maka untuk dapat menjagkau makna yang lebih luas sesuai dengan esensi
semangat patriotisme itu sendiri, sudah selayaknya mahasiswa dapat turut
menunjukkan semangat kemerdekaan dalam dirinya sesuai dengan peranan dan
kemampuannya masing-masing. Inilah yang kemudian saya rangkum dengan istilah
“Self-Patriotik”, yaitu semangat dalam diri seorang individu untuk bersikap
cinta tanah air. Self-Patriotik ini sudah seyogyanya diterapkan diseluruh waktu
dalam usia kita, bukan hanya pada bulan Kemerdekaan. Mahasiswa dapat mewujudkan
semangat kemerdekaan bukan hanya saat sedang masa perkuliahan dengan kesibukan
belajarnya saja, namun semangat kemerdekaan juga dapat tetap diimplementasikan
meskipun tidak sedang dalam masa aktif kuliah seperti masa liburan.
Biasanya “Liburan”
itu erat dengan istilah “Hiburan”, semua orang sudah terbiasa berpikir bahwa
liburan adalah waktunya bersantai, rekreasi ataupun mencari hiburan ke
tempat-tempat menarik. Namun, liburan yang terlalu lama hanya akan menimbulkan
kebosanan jika terus-menerus diisi oleh hiburan. Saya memilih menghabiskan
waktu liburan bukan dengan bersantai dirumah ataupun sekedar digunakan untuk
mencari hiburan semata. Bagi saya, hiburan bukan berarti harus jalan-jalan ke Mall,
naik gunung, pergi ke Pantai saja, namun hiburan bisa didapatkan melalui
cara-cara yang sifatnya produktif. Produktivitas inilah yang dapat menjadi
semangat self-patriotik seorang mahasiswa, mengapa?
Sesungguhnya,
menjadi produktif bukan hanya sekedar bagaimana seorang mahasiswa menyibukkan
waktunya dengan hal-hal yang menghasilkan bagi dirinya sendiri. Namun,
mahasiswa dapat dikatakan menghabiskan liburan dengan cara produktif jika ia
dapat terus ber-progress dan mengembangkan dirinya kearah yang lebih
baik. Jika diri seseorang berkembang, baik itu dalam hal imu (knowledge),
kemampuan (skill), maupun kompetensi (competence) maka hal itu
juga akan berdampak pada bagaimana kontribusi yang dapat ia berikan bagi bangsa
ini. Disinilah self-patriotisme sebenarnya sedang dibangun, dengan cara memulai
dari dirinya sendiri (self) terlebih dahulu.
Beberapa cara yang
saya tempuh untuk mewujudkan nilai-nilai semangat kemerdekaan dalam bentuk
self-patriotik yang dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu, diantaranya akan
dijelaskan sebagai berikut:
Mengisi Liburan Kuliah dengan Kegiatan Produktif: Merdeka
dari Belenggu Rasa Malas
Liburan kuliah sering kali
dianggap sebagai waktu untuk bersantai dan melepas penat setelah ujian yang
melelahkan. Namun, bagi saya, liburan kali ini menjadi kesempatan emas untuk
merancang berbagai kegiatan produktif yang tak hanya mengisi waktu, tetapi juga
mengembangkan diri, khususnya untuk meningkatkan kompetensi diri agar dapat
menjadi seorang mahasiswa yang semakin merdeka. Merdeka dari kebodohan, merdeka
dari kemalasan, dan merdeka dari keterbelakangan. Mahasiswa tidak berarti hanya
menghabiskan waktunya dengan belajar di bangku perkuliahan saja, kita dapat
belajar darimanapun untuk mengembangkan potensi yang kita miliki. Semakin kita
bergerak (tidak malas gerak) maka semakin tangkas pula otak kita dalam menerima
dan mengolah informasi. Jadi, perilaku “mager:” atau “malas gerak” bukanlah
merupakan cerminan dari semangat kemerdekaan sebagaimana yang kita maksudkan. Berikut
adalah kisah perjalanan saya selama liburan kuliah yang penuh warna, pengalaman
berharga, dan produktivitas.
1. Bekerja Paruh Waktu: Wujud Pengabdian bagi
Masyarakat Luas Sekaligus Menambah Pengalaman dan Keterampilan Diri
Liburan kali ini dimulai dengan langkah praktis,
yaitu bekerja paruh waktu. Saya bergabung dengan sebuah koperasi di salah satu
Instansi di wilayah Surabaya sebagai Shopkeeper. Pekerjaan ini
memberikan pengalaman berharga dalam hal manajemen waktu dan keterampilan
komunikasi. Saya belajar bagaimana cara menghadapi berbagai calon Customer,
manajemen toko, dan lebih teliti dalam melakukan pembukuan ataupun membuat
laporan penjualan. Selain itu, pekerjaan ini juga memperluas jaringan
profesional saya. Saya berkesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai orang
dari latar belakang dan daerah yang berbeda dari seluruh bagian di Indonesia,
karena customer disana terdiri dari para pegawai bank negara yang sedang
mengikuti pelatihan dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, yang
tentunya memperkaya pengalaman dan pandangan saya tentang dunia kerja.
Secara explisit, keterampilan dan
pengalaman saya sangat terasah dengan bekerja paruh waktu seperti ini. Namun,
disamping itu, sebenarnya saya juga merasakan secara langsung pengalaman
mengabdi dan melayani masyarakat secara luas, yang dalam hal ini berwujud customer
atau buyer. Secara tidak langsung, hal ini juga meningkatkan rasa
nasionalisme dan patriotisme dalam diri saya.
2. Mengikuti Kegiatan Organisasi: Memperluas
Jaringan, Keterampilan Sosial, dan Jiwa Patriotisme
Sebagai anggota aktif beberapa organisasi kampus,
saya memutuskan untuk tetap terlibat dalam kegiatan mereka selama liburan. Saya
berpartisipasi dalam berbagai acara dan proyek yang diselenggarakan oleh
organisasi, mulai dari seminar, workshop, acara orientasi mahasiswa baru, dan
berbagai acara kepanitian lainnya. Kegiatan ini bukan hanya membantu saya untuk
tetap terhubung dengan teman-teman dan kolega, tetapi juga memungkinkan saya
untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerja tim. Misalnya, menjadi
koordinator dalam salah satu acara, menjadi Master of Ceremony, yang
mengajarkan saya bagaimana mengelola sebuah event dari awal hingga
akhir, serta berkoordinasi dengan berbagai panitia acara ataupun pengurus
organisasinya.
Salah satu hal yang paling saya
syukuri adalah, saya dapat belajar dan mendapatkan pengalaman tentang bagaimana
menyelenggarakan atau terlibat dengan event besar yang memiliki visi
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana cita-cita negara yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar. Tentunya terlibat dalam kegiatan-kegiatan
organisasi seperti ini dapat menambah jiwa nasionalisme dan patriotism bagi
mahasiswa.
3. Mengikuti Perlombaan: Menantang Diri Sendiri dan
Memahami Arti Perjuangan
Liburan kali ini juga saya isi dengan mengikuti
berbagai perlombaan. Misalnya yang paling menantang adalah berbagai kompetisi akademik
maupun non akademik, tingkat regional maupun nasional. Perlombaan ini
memerlukan persiapan yang matang dan latihan intensif. Saya harus banyak
belajar dan memperluas wawasan saya terkait perlombaan yang saya ikuti.
Misalnya perlombaan Duta Batik Madura maka saya harus memperluas wawasan saya
mengenai Batik Madura, berpikir bagaimana cara mempromosikan dan mengembangkan
jangkauan Batik Madura, membuat video promosi yang menarik dll. Tidak hanya
Duta Batik Madura, namun berbagai perlombaan Duta-duta lainnya juga saya ikuti.
Saya juga mengikuti lomba-lomba yang bergengsi secara akademik, salah satunya
RMO (Regional Medical Olympiad) yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa
Kedokteran Indonesia (ISMKI). Pengalaman ini sangat berharga karena melatih
kemampuan berpikir cepat dan tepat terkait materi-materi di bidang kedokteran
yang telah dipelajari selama masa kuliah. Selain itu, mengikuti perlombaan juga
membuka kesempatan untuk bertemu dengan peserta dari berbagai daerah, yang
tentu saja memperluas wawasan saya tentang berbagai isu, perspektif baru, dan
daya saing.
Setelah mengikuti berbagai perlombaan,
saya semakin merasa bahwa perjuangan memang bukan hal yang mudah, namun dapat
diupayakan. Saya belajar bahwa ambisi adalah suatu sikap yang bagus untuk
menyalakan semangat demi meraih tujuan yang kita harapkan. Tidak hanya sekedar
memenangkan perlombaan, namun juga sebagai wujud meraih kemerdekaan seperti apa
yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan tanah air dahulu. Kini Indonesia
memang telah mereka, namun semangat kemerdekaan itu tidak pernah padam dan
dapat terus dinyalakan selama kita sebagai para mahasiswa masih memiliki rasa
“ingin berjuang”. Minimal memperjuangkan apa yang memang menjadi cita-cita
kita, selama mimpi itu baik dan bermanfaat bagi masyarakat maka kita harus
berambisi untuk meraihnya dengan penuh semangat kemerdekaan.
4. Study
Tour Ke Kampus di Luar Negeri: Pengalaman Menginspirasi dan Menunjukkan
Semangat Kemerdekaan Mahasiswa Indonesia pada Dunia Internasional
Pada
liburan kali ini, saya juga memiliki kesempatan luar biasa untuk mengikuti Study
Tour ke Singapura dan Malaysia Bersama teman-teman dari berbagai Prodi di
kampus. Salah satu kampus yang menjadi tujuan study tour kami adalah Universiti
Putra Malaysia. Pengalaman ini bukan hanya memperluas wawasan akademis saya,
tetapi juga membuka mata saya terhadap kekayaan budaya dan inovasi yang ada di
kedua negara ini.
Perjalanan
dimulai di Singapura, sebuah kota yang memadukan teknologi canggih dengan
keindahan alam. Selain itu, kami juga menjelajahi landmark yang memperlihatkan
keindahan arsitektur dan desain kota ini. Salah satu momen yag paling berkesan
adalah saat saya dapat berinteraksi dengan turis-turis asing. Bahkan saya
berkenalan dengan salah satu turis asal Hungaria dan kami membuat konten media
sosial bersama. Setelah Singapura, kami melanjutkan perjalanan ke Malaysia, di
mana kami disambut dengan keramahan yang hangat dan suasana yang kaya akan
sejarah dan budaya. Di Universiti Putra Malaysia, kami berkesempatan untuk
berinteraksi dengan mahasiswa lokal dan turut serta dalam berbagai kegiatan
akademik dan sosial. Kunjungan kami ke beberapa tempat bersejarah dan pasar oleh-oleh
juga memberi kami perspektif baru tentang keragaman budaya Malaysia. Salah satu
pengalaman yang tidak terlupakan adalah mencicipi berbagai hidangan lezat disana
yang memperlihatkan kekayaan kuliner Malaysia.
Study Tour
ini bukan hanya tentang belajar dari buku, tetapi juga tentang merasakan
langsung bagaimana teori diterapkan dalam praktik. Saya kembali dengan penuh
semangat nasionalisme, membawa pulang pengetahuan baru dan kenangan berharga
yang akan saya gunakan untuk pengembangan pribadi dan profesional di masa
depan. Saya sangat bersyukur karena mendapatkan wawasan mendalam tentang
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan secara global. Namun tidak hanya
itu, melalui relasi dan interaksi yang sudah kami jalin bersama orang-orang
diluar negara Indonesia, kami dapa membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia
memiliki semangat kemerdekaan yang tinggi. Seperti saat saya memperkenalkan
Batik pada turis asing di luar negeri, ataupun berdiskusi mengenai Batik dan
Indonesia secara umum. Mendengarkan pernyataan mereka mengenai Indonesia,
sungguh membuat saya semakin bangga karena telah menjadi bagian dari bangsa
Indonesia dan negara yang luar biasa.
5. Kegiatan Produktif Lainnya: Belajar dan Berkarya
Sebagai Bangsa yang Merdeka
Selain pekerjaan, organisasi, dan perlombaan, saya
juga menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan produktif lainnya. Saya
mengambil pelatihan di bidang yang saya minati, seperti pembuatan web dan
pengembangan media sosial. Saya juga mengisi waktu liburan dengan mengambil
kelas tambahan di kampus. Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan
keterampilan teknis saya dan menerapkan pengetahuan baru dalam kebuthan
pribadi. Saya juga meluangkan waktu untuk membuan konten di media social saya
seperti Instagram dan TikTok dan terus berupaya mengerjakan proyek kreatif
setiap harinya, seperti membuat video sebagai karya-karya yang dapat saya
publish agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Kegiatan ini tidak hanya
menyenangkan tetapi juga memberikan saya kesempatan untuk bereksperimen dan
mengekspresikan kreativitas saya. Setiap kali saya mendapakan kesempatan untuk
meng-upgrade diri dan berkiprah dalam suatu dimensi atau berkontrbusi dalam
suatu projek, maka disitulah saya selalu merasa menjadi mahasiswa yang merdeka.
Semangat kemerdekaan senantiasa berkobar meskipun saya berada dalam
kesendirian, seperti saat belajar di kamar ataupun membuat konten untuk media
social sebagai suatu karya yang saya persembahkan bagi bangsa.
Kesimpulan
Liburan kuliah saya kali ini penuh dengan berbagai
aktivitas yang bermanfaat dan memuaskan. Mulai dari bekerja paruh waktu hingga
mengikuti perlombaan dan kegiatan organisasi, menuangkan kreativitas, dan juga mengasah
kemampuan akademis maupun praktis lainnya. Setiap pengalaman memberikan
pelajaran dan keterampilan baru. Dengan mengisi waktu liburan secara produktif,
maka sebanarnya kita sedang menghidupkan jiwa “patriotisme” dalam diri kita.
Sikap patriotik dapat dimulai dari diri kita sendiri, dan dengan melakukan
upaya-upaya positif yang dapat kita lakukan sebaga mahasiswa. Selanjutnya,
menurut saya, seorang mahasiswa dapat dikatakan memiliki jiwa yang “merdeka”
jika kita dapat dengan bebas memilih kegiatan produktif apa yang dapat kita
lakukan. Merdeka, adalah perihal apa yang dapat kita berikan bagi bangsa ini,
bukan sekedar apa yang kita telah dapatkan diatas kemerdekaan Indonesia ini.
Saya harap cerita ini bisa menginspirasi
teman-teman untuk memanfaatkan waktu liburan mereka dengan cara yang bermanfaat,
menyenangkan, dan tetap produktif. Ingatlah, setiap pengalaman, besar atau
kecil, adalah langkah menuju pengembangan diri yang lebih baik! Sedangkan jika
diri kita ber-progress ke arah yang lebih baik, maka itu berarti kita juga
sedang mempersiapkan yang terbaik bagi masa depan bangsa ini. Merdeka
Indonesiaku!!
MashaAllah menginspirasi
BalasHapus